Kamis, 19 Maret 2020

[New post] Pemerintah Harus Tutup Penerbangan Internasional

perkasafuturesbpp posted: " PT KONTAK PERKASA - Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi, meminta kepada pemerintah untuk melarang total penerbangan internasional ke Indonesia, dari manapun asal negaranya. "Hal ini sudah dilakukan oleh banyak "

Indonesia Ekspor Gurita ke Jepang Meski Ada Virus Corona

PT KONTAK PERKASA -Perusahaan Umum Perikanan Indonesia (Perum Perindo) menggenjot pendapatan dengan mengekspor hasil laut berupa gurita ke Jepang.
Pandemi Covid-19 yang sedang menyerang Tanah Air tak menyurutkan BUMN Perikanan ini untuk terus berkerja dan berkarya.
Perum Perindo mengekspor 15 ton gurita kepada salah satu perusahaan di Negeri Sakura, Jepang.
Direktur Operasional Perum Perindo Arief Goentoro mengatakan ekspor ini merupakan tahap ke-3 yang dikirim ke Jepang. Sebelumnya, tahap pertama dan kedua telah diekspor pada November 2019 dan Februari 2020 dengan masing-masing berkapasitas 15 ton.
“Hasil laut gurita ini merupakan produk asli dari Unit Pengolahan Ikan (UPI) kami di Natuna. Dari Natuna dikirim dulu ke Jakarta lalu diekspor langsung ke Jepang,” katanya, Kamis (19/3/2020).
Pengiriman dari Natuna ke Jakarta, tutur dia, dilakukan pada 30 Maret 2020. Selanjutnya, ekspor dari Jakarta ke Jepang dikirim pada 4 April 2020, melalui Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta.
Arief menambahkan ekspor satu container Perum Perindo kali ini bernilai USD 75.150 atau Rp1,1 miliar (kurs Rp15.000).
Gurita merupakan salah satu produk hasil laut Tanah Air yang diminati pasar Internasional seperti Jepang. Bahan baku yang diekspor merupakan serapan seratus dari nelayan Indonesia.
Kegiatan ekspor tersebut adalah hasil kerjasama antara Kementerian Kelautan dan Perikanan, Pemkab Natuna dan Perum Perindo.
Arief memprediksi permintaan ekspor gurita dari Natuna kian meningkat mengikuti musim puncak mulai akhir 2019 hingga awal 2020.
Sejak 2017 secara rutin produk olahan dari UPI Natuna yang dikelola Perum Perindo diekspor ke Singapura, melalui Tanjung Pinang.
Selain gurita, produk dari Natuna untuk ekspor adalah ikan-ikan dasar seperti kakap, kerapu, angoli, dan kurisi.
Perum Perindo mematok pendapatan usaha sebesar Rp1,058 triliun pada 2020. Sementara itu, Perum Perindo menargetkan produksi ikan dan hasil laut lainnya mencapai 28.500 ton.
Target produksi tersebut meliputi produksi lini perdagangan 25.003 ton, lini penangkaan hasil laut 2.013 ton dan lini budidaya 1.484 ton.
BACA JUGA : 

Harga Emas Antam Susut Rp12.000 per Gram

Selasa, 17 Maret 2020

[New post] Harga Minyak Anjlok, Jokowi Minta Harga BBM Dihitung Ulang

perkasafuturesbpp posted: " KONTAK PERKASA FUTURES - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta jajaran menteri menghitung ulang harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia. Hal ini menyusul lonjakan harga minyak dunia yang jatuh ke level USD 30 per barel. Jokowi menyampaikan hal it"

Jahe hingga Kunyit Mulai Langka di Pasar

KONTAK PERKASA FUTURES  - Ibu rumah tangga keluhkan kelangkaaan sejumlah bahan rempah di pasar Induk Kramat Jati sejak lima hari terakhir. Hal ini diakibatkan aksi borong yang dilakukan sejumlah orang terkait pandemi Virus Covid-19.
"Sekarang nyari rempah-rempah susah, kayak jahe, temulawak, kunyit. Semua mulai berkurang," kata Lina seorang warga yang tinggal di Kampung Melayu, saat dikonfimasi Merdeka.com,Rabu (18/3/2020).
Ia menyebutkan bahwa kelangkaan sejumlah bahan rempah tersebut, disebabkan oleh aksi borong yang dilakukan sekelompok masyarakat.
Diyakini, rempah ini diolah menjadi ramuan jamu yang dapat mencegah terjangkit virus Corona yang tengah mewabah.
Akibat kelangkaan sejumlah bahan rempah di pasar Induk Kramat Jati, Lina yang juga berstatus ibu rumah tangga merasa terganggu karena diakuinya sejumlah rempah tersebut sangat diperlukan terutama untuk keperluan memasak sehari-hari.
"Ya sekarang harus muter otak, terpaksa ke bumbu instan. Mau enggak mau," imbuhnya.
Untuk itu, dirinya meminta pemerintah bersama dinas terkait segera menggelar operasi pasar atau melakukan sidak agar kelangkaan sejumlah bahan rempah dapat segera diatasi.
"Di Pasar induk (Kramat Jati) aja langkah, gimana pasar kecil lainnya," ujar Lina.
Sementara itu Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengatakan bahwa kelangkaan sejumlah rempah yang terjadi di pasar Induk Kramat Jati merupakan kejadian yang bersifat rasional di tengah pandemi virus Covid-19 di Tanah Air.
Dalam pemaparannya, Tulus kemudian meminta masyarakat di berbagai wilayah Tanah Air untuk tetap tenang dan tidak melakukan aksi panic buying. Apalagi, hal ini dianggap dapat memicu terjadinya kelangkaan sejumlah stok bahan pangan, seperti rempah-rempah yang sedang langkah di pasar Induk Kramat Jati.
Untuk itu, ia meminta keseriusan pemerintah dan dinas terkait dalam meningkatkan pengawasan, guna mencegah beberapa oknum melakukan aksi penimbunan sejumlah bahan pangan. Karena jika terjadi kelangkaan stok bahan pangan, tentu akan memicu kenaikan harga pangan yang merugikan masyarakat selaku konsumen.
"Masyarakat, khususnya yang punya uang banyak, jangan egois untuk membeli sebanyak-banyaknya. berkonsumsilah secara rasional," ucap Ketua Harian YLKI.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com

BACA JUGA : 

Investor Asing Jual Saham, IHSG Dibuka Amblas 103,21 Poin

[New post] Wabah Virus Corona Tak Pengaruhi Perdagangan Berjangka Komoditas

perkasafuturesbpp posted: " PT KONTAK PERKASA - PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) mengungkapkan wabah Virus Corona tidak mempengaruhi sektor perdagangan berjangka komoditas. Sektor ini pun diyakini tetap tumbuh di atas 15 persen pada tahun ini. Direktur Utama PT Kliring B"

Harga Minyak Dunia Anjlok, Akankah Harga BBM Turun?

PT KONTAK PERKASA -  Harga minyak dunia semakin terperosok. Mengutip market data BBC, Selasa (17/03/2020), harga minyak Brent (Brent Crude Oil) masih berada di posisi USD 30,72 per barrel dan minyak WTI (West Texas Intermediate Crude Oil) masih dipatok di angka USD 29,92 per barrel.
Anjloknya minyak dunia disebabkan karena perang dingin antara Arab dan Rusia, dimana Arab mencoba mengambil kembali pasar dengan mengguyur pasokan minyak mentah gila-gilaan. Ditambah wabah pandemi Corona yang semakin menjadi-jadi, tidak ada yang bisa dilakukan untuk mengendalikan gejolak harga ini.
Jika harga minyak dunia terus turun, mungkinkah harga Bahan Bakar Minyak (BBM) juga ikut turun?
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan, harga minyak dunia yang tidak pasti tidak bisa dijadikan patokan untuk menentukan harga BBM.
"Penurunan BBM? Terlalu awal lah untuk kita memprediksi, kita belum tahu. Nanti kalau Arab dan Rusia damai, harga minyak naik lagi," kata Luhut saat melakukan telekonferens di kantornya kemarin, Senin (16/03/2020).
Adapun, menurut Pengamat Energi sekaligus Direktur Eksekutif ReforMiner Komaidi Notonegoro, meskipun ada peluang untuk menurunkan harga BBM, namun ada beberapa hal yang mempengaruhi penentuan harga tersebut.
"Seharusnya ada peluang untuk bisa turun, namun perlu hati-hati melihatnya," kata Komaidi saat dihubungi Liputan6.com.
Untuk Indonesia, lanjut Komaidi, paling tidak ada 2 variabel utama yang menentukan harga jual BBM, yaitu harga minyak mentah dan nilai tukar rupiah.
"Ada kondisi tertentu ketika harga minyak mentah turun harga BBM belum tentu bisa diturunkan jika pada saat yg sama rupiah melemah yg mana dampaknya sama atau lebih besar dari penurunan harga minyak mentah itu sendiri," imbuhnya.
Seperti saat ini, dimana rupiah baru saja tertekuk hingga ke level Rp 15.010 (per 1 USD), membuat peluang penurunan harga tersebut semakin kecil.
Adapun, penentuan harga juga harus dihitung dengan mekanisme yang hati-hati karena memang, tidak satu negarapun bisa mengontrol harga minyak dunia.
"Harus dihitung dulu sama Pertamina, berapa penurunan akibat harga minyak dan berapa kenaikan akibat kurs rupiah, kemudian selisihnya akan menjadi basis harga bisa turun atau tidak," katanya, mengakhiri.
BACA JUGA : 

Tangani Virus Corona, Indonesia Diminta Tiru Vietnam


Minggu, 15 Maret 2020

[New post] Siaga Virus Corona, Stok BBM dan LPG Cukup untuk 20 Hari

perkasafuturesbpp posted: " PT KONTAK PERKASA FUTURES - PT Pertamina (Persero) memastikan jika layanan kepada masyarakat serta pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquefied Petroleum Gas (LPG) dalam kondisi aman. Saat ini, Ketahanan stok BBM dan LPG untuk seluruh produk, secara na"