Senin, 14 September 2020

Naik 4,1 Persen, Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp 6.078 Triliun

PT KONTAK PERKASA - Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia per Juli 2020 tumbuh melambat, yang tercatat sebesar USD 409,7 miliar atau setara Rp 6.078 triliun (kurs rupiah 14.835 per dolar AS). Total tersebut terdiri dari ULN sektor publik (Pemerintah dan Bank Sentral) sebesar USD 201,8 miliar dan ULN sektor swasta (termasuk BUMN) sebesar USD 207,9 miliar.
“Pertumbuhan ULN Indonesia pada Juli 2020 tercatat 4,1 persen (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 5,1 persen (yoy). Perkembangan ini didorong oleh menurunnya pertumbuhan ULN swasta di tengah pertumbuhan ULN Pemerintah yang relatif stabil,” jelas Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Onny Widjanarko dalam keterangan resmi, Selasa (15/9/2020).
Adapun ULN Pemerintah pada akhir Juli 2020 tercatat sebesar USD 199,0 miliar atau tumbuh 2,3 persen (yoy), relatif stabil dibandingkan pertumbuhan bulan Juni 2020 sebesar 2,1 persen (yoy).
Perkembangan ini, kata Onny, disebabkan adanya penarikan sebagian komitmen lembaga multilateral dan penerbitan Samurai Bonds untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan, termasuk untuk penanganan pandemi COVID-19 dan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
“ULN Pemerintah dikelola secara terukur dan berhati-hati untuk mendukung belanja prioritas Pemerintah, yaitu sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (23,6 persen dari total ULN Pemerintah), sektor konstruksi (16,5 persen), sektor jasa pendidikan (16,4 persen), sektor jasa keuangan dan asuransi (11,9 persen), serta sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (11,8 persen),” papar dia.
Utang luar negeriswasta pada Juli 2020 tercatat tumbuh 6,1 persen (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada Juni 2020 sebesar 8,3 persen (yoy). Perkembangan ini dipengaruhi oleh berlanjutnya perlambatan pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan (PBLK) dan kontraksi ULN lembaga keuangan (LK).
“ULN PBLK tumbuh 8,7 persen (yoy), melambat dari pertumbuhan bulan sebelumnya 11,5 persen (yoy). Sementara itu, ULN LK terkontraksi 2,2 persen (yoy), sedikit meningkat dari kontraksi pada bulan sebelumnya sebesar 1,9 persen (yoy),” sebut Onny.

[New post] Petani Tembakau Minta Pemerintah Tunda Kenaikan Cukai di 2021

perkasafuturesbpp posted: " KONTAK PERKASA FUTURES - Pemerintah diminta untuk fokus pada kebijakan yang kondusif bagi petani tembakau dan industri hasil tembakau (IHT). Langkah menaikkan cukai akan memberatkan petani tembakau. Kenaikan cukai akan memberikan dapak signifikan kepa"

75 Juta Pekerjaan akan Hilang di 2022, Apa Saja?

KONTAK PERKASA FUTURESIndonesia dan seluruh negara di dunia tengah masuk ke era disrupsi. Sebagian besar kegiatan dilakukan dalam dunia maya, apalagi pandemi Covid-19 mendorong masyarakat melakukan aktivitas secara digital.
Era disrupsi ini juga membuat pekerjaan yang semula bertebaran di banyak perusahaan terancam hilang dalam beberapa tahun ke depan. Deputi Bidang SDM, Teknologi dan Informasi Kementerian BUMN Alex Denni menyatakan, 75 juta pekerjaan akan hilang tahun 2022.
"Ada ancaman job-job yang akan hilang, 75 juta job yang sifatnya pekerjaan rutin, transaksional, administratif yang gampang sekali diganti teknologi akan hilang," ujarnya dalam tayangan virtual, Senin (14/9/2020).
Adapun, pekerjaan yang hilang itu antara lain data entry, akuntan, administrasi dan sekretaris, Customer Service (CS), pekerja pabrik dan perakitan, layanan bisnis dan manager administrasi, auditor, manager operasi, pengecek stok barang, hingga pegawai pos.
"Job yang akan hilang, kalau tahun lalu saya ada di Jasa Marga, itu misalnya kawan-kawan di gardu tol jadi CS, pengumpul tiket tol dan lain-lain, otomatis akan ada di titik yang mudah digantikan teknologi," ujarnya.
Kendati, dari jumlah yang hilang, akan ada 133 juta pekerjaan baru yang muncul di tahun yang sama. Oleh karenanya, perusahaan termasuk BUMN harus melakukan transformasi agar bisa berjalan beriringan dengan fenomena tersebut.
"Tapi ada juga job yang akan lahir, ini diperkirakan akan jauh lebih banyak dari (pekerjaan) yang hilang. Mudah-mudahan, kita bisa menciptakan pekerjaan baru untuk kawan-kawan ini bertransformasi," kata Alex.

Jumat, 11 September 2020

[New post] Masih Ada Kesempatan Indonesia jadi 5 Besar Ekonomi Dunia

perkasafuturesbpp posted: " PT KONTAK PERKASA FUTURES - Menteri BUMN sekaligus Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PCPEN) Erick Thohir menyatakan, kondisipertumbuhan ekonomi Indonesia masih lebih baik dari negara-negara G20 di tengah pandemi C"

Kamis, 10 September 2020

Wall Street Turun Terpukul Saham Teknologi

PT KONTAK PERKASA FUTURES - Pasar Saham AS atau Wallstreet turun tajam dipicu penurunan saham sektor teknologi, yang merupakan sektor dengan kinerja terbaik di pasar selama ini, berlanjut lagi.
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup 405,89 poin lebih rendah, atau 1,45 persen menjadi 27.534,58. Di awal sesi, Dow naik lebih dari 200 poin.
S&P 500 turun 1,8 persen menjadi ditutup pada 3.339,19. Nasdaq Composite turun 2 persen menjadi 10.919,59 setelah melonjak 1,4 persen. Itu adalah penurunan keempat dalam lima sesi untuk rata-rata utama.
“Pasar dalam kondisi yang rumit,” kata Arian Vojdani, Ahli Strategi Investasi di MV Financial, seperti melansir laman CNCB.
“Anda melihat ke atas satu detik dan pasar turun. Anda melihat ke bawah di detik lain dan ternyata sudah naik kembali," jelas dia.
Pada perdagangan kali ini, saham teknologi yang susut, antara lain Apple turun 3,3 persen setelah naik sebanyak 2,7 persen.
Saham Netflix dan Microsoft sama-sama turun bersama Facebook dan Amazon. Saham Nvidia kehilangan 3,2 persen. Tesla, yang naik lebih dari 8 persen pada satu titik, ditutup hanya 1,4  persen lebih tinggi. 
Sektor teknologi pada indeks S&P 500 turun 2,3 persen. Pergerakan pasar pada Kamis mengikuti reli di hari sebelumnya. Di mana, indeks S&P 500 memposting hari terbaiknya sejak Juni.
Sementara Nasdaq menarik diri dari wilayah koreksi karena saham teknologi berhasil menarik kembali dari penurunan tajam yang terjadi baru-baru ini.
Sektor teknologi pada S&P 500 turun 11,4 persen untuk periode 2 September - ketika pasar mencapai titik tertinggi sepanjang masa - dan Selasa pekan ini.  Selama periode waktu itu, S&P 500 turun hampir 7 persen.
Tech kembali bangkit pada hari Rabu, membukukan lonjakan terbesar satu hari sejak April sebelum aksi jual berlanjut pada Kamis.

BACA JUGA : 
Bursa Saham Asia Pasifik Tergelincir Mengekor Wall Street

Rabu, 09 September 2020

[New post] Harga Emas Balik ke Level Tertinggi, Naik 28 Persen Sepanjang Tahun Ini

perkasafuturesbpp posted: " PT KONTAK PERKASA - Harga emas naik ke level tertinggi dalam hampir seminggu pada perdagangan Rabu (Kamis waktu Jakarta), karena dolar melemah dan kekhawatiran atas penundaan pengembangan vaksin virus corona mendorong investor untuk berinvestasi di logam"

IHSG Ambruk di Bawah 5.000 Akibat Pengumuman PSBB Jakarta

PT KONTAK PERKASA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau amblas pada pembukaan perdagangan Kamis pekan ini. IHSG merosot ke level psikologis 4.000.

Pada awal perdagangan Kamis (10/9/2020), IHSG terjun 154,7 poin atau 2,99 persen ke posisi 4.988,33. Sementara indeks saham LQ45 juga melemah 5 persen ke posisi 863,12.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, ketidakpastian indeks ini dipengaruhi oleh pengumuman kembali diberlakukannya PSBB oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies BAswedan.

“Berdasarkan indeks, sampai dengan kemarin karena hari ini indeks masih ada ketidakpastian akibat daripada announcement Gubernur DKI tadi malam. Sehingga pagi tadi indeks sudah di bawah 5.000,” kata Menko Airlangga dalam Rakornas KADIN Indonesia, Kamis (10/9/2020).

Menilik pada krisi sebelumnya, Airlangga melihat perbandingan serta kondisi kontraksi dengan krisis saat ini. Dimana pada krisi 1998, perekonomian terkontraksi hingga 5 kuartal.

Selain Asia, ekonomi negara lain saat itu masih baik. Sehingga mampu menarik Indonesia keluar dari krisis. Meski dijelaskan Airlangga, bahwa krisis saat itu memang berlangsung cukup panjang.

“Kemudian kalau kita lihat kedalaman dari segi harga saham itu dari indeks 700-an baru kembali itu dalam waktu 7-8 tahun. Kemudian untuk krisis global di tahun 2008 itu butuh 2 tahun untuk kembali pada indeks semula di sekitar 2.800,” kata Menko.

“Namun kita juga harus melihat bahwa gas dan rem ini, kalau digas atau direm mendadak itu, tentu kita harus menjaga kepercayaan dan confident daripada publik. Karena ekonomi ini tidak semuanya faktor fundamental, tetapi juga ada faktor sentimen. Terutama untuk di sektor capital market,” pungkas dia.