Selasa, 26 Mei 2020

Laporan Keuangan BI Raih Opini WTP dari BPK Selama 17 Tahun

PT KONTAK PERKASA FUTURES  - Bank Indonesia (BI) kembali meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2019 dari Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI).
Opini WTP telah dicapai selama 17 tahun terakhir secara berturut-turut. Hal ini tidak terlepas dari upaya BI dalam mewujudkan tata kelola yang baik dalam mendukung pelaksanaan tugas BI sebagaimana diamanatkan Undang-Undang.Hal ini tertuang dalam peluncuran buku Laporan Tahunan Bank Indonesia (LTBI) 2019 secara digital, hari ini (26/05/2020) di Jakarta.
Sesuai dengan tema LTBI 2019, “Sinergi, Transformasi, dan Inovasi Menuju Indonesia Maju”, sinergi, transformasi, dan inovasi adalah kunci untuk memperkuat ketahanan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia menuju Indonesia maju ke depan.
Sinergi dalam arti BI akan terus melakukan sinergi yang kuat dengan Pemerintah, otoritas terkait, dunia usaha, dan berbagai pihak untuk merumuskan dan melaksanakan kebijakan-kebijakan baik yang dilakukan BI dan berkoordinasi dengan kebijakan-kebijakan lain untuk mendorong ekonomi Indonesia, termasuk mendukung pelaksanaan program pemulihan ekonomi nasional.
Transformasi berarti BI mendukung kebijakan-kebijakan transformasi dan reformasi struktural yang dilakukan oleh Pemerintah dalam memajukan produktivitas dan sumber daya manusia.
Transformasi juga dilakukan di BI baik melalui bauran kebijakan BI, organisasi yang lebih kuat, SDM yang lebih profesional, dan berakhlak mulia.
Inovasi diperlukan dalam menuju Indonesia Maju ke depan, terutama inovasi di bidang digital. Dalam hal ini, BI telah meluncurkan dan melaksanakan digitalisasi sistem pembayaran di dalam mendukung integrasi ekonomi keuangan digital ke depan.
LTBI 2019 merupakan laporan tahunan yang memaparkan berbagai kebijakan dan capaian yang telah diraih BI sebagai perwujudan akuntabilitas dan transparansi pelaksanaan tugas BI sepanjang tahun 2019. LTBI 2019 sekaligus juga memuat Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia sebagai komitmen BI untuk menjunjung tinggi tata kelola baik di dalam kebijakan maupun kelembagaan termasuk keuangan. 


Jumat, 22 Mei 2020

[New post] Cara Atur Uang Agar Bisa Bertahan hingga Akhir Pandemi

perkasafuturesbpp posted: " PT KONTAK PERKASA -  Pandemi Corona ternyata tidak hanya mengobrak-abrik sisi kesehatan saja tetapi juga sisi keuangan masyarakat. Berbagai kebijakan untuk mengurangi penyebaran virus Corona ternyata cukup mempengaruhi pendapatan banyak orang. Masyara"

Cara Atur Uang Agar Bisa Bertahan hingga Akhir Pandemi

PT KONTAK PERKASA - Pandemi Corona ternyata tidak hanya mengobrak-abrik sisi kesehatan saja tetapi juga sisi keuangan masyarakat. Berbagai kebijakan untuk mengurangi penyebaran virus Corona ternyata cukup mempengaruhi pendapatan banyak orang.
Masyarakat mencari cara terbaik untuk bertahan, dengan cara yang tentu saja berbeda dengan kondisi biasanya. Memperketat pengeluaran supaya uangnya bisa dialokasikan untuk kebutuhan yang lebih penting adalah satu dari berbagai hal yang dilakukan untuk mempersiapkan keuangan pasca pandemi COVID-19.
Ada beberapa cara yang dapat kamu terapkan untuk kondisi keuangan yang lebih baik pasca pandemi COVID-19. Dikutip dari Swara Tunaiku, beberapa cara itu:

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, melakukan penghematan adalah langkah yang bisa dilakukan. Salah satu kontributor penulis The Iconomics yang juga merupakan CEO Nexus Risk Mitigation dan Strategics Communication mengajak masyatakat untuk mengelola keuangan secara bebas.
“Pada situasi seperti ini masyarakat perlu memperketat pengelolaan uang di tabungan dan sebisa mungkin simpan tabungan tersebut di bank. Disarankan untuk tidak mengambil semua tabungan di bank guna meminimalisir pengeluaran yang tidak diperlukan. Rencanakan dana tabungan untuk bertahan sampai waktu yang lebih panjang sekitar 6 bulan hingga 1 tahun,” ungkap Firsan.
Dengan mengambil uang hanya saat benar-benar memerlukannya, membuat kita berpikir ulang untuk menghabiskan uang tunai yang kita miliki.
Fakta di lapangan menunjukkan, di masa pandemi seperti sekarang, masyarakat Indonesia memilih untuk berhati-hati dalam mengatur keuangannya. Dana penghematan dialokasikan untuk ditabung. Data Bank Indonesia per Maret 2020 menunjukkan bahwa rata-rata porsi pendapatan masyarakat yang digunakan untuk konsumsi adalah 69 persen. Turun dibandingkan Februari yaitu 69,2 persen. Sementara porsi pendapatan yang disisihkan untuk menabung naik dari 18,1 persen menjadi 18,6 persen.
Pengesahan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) No 1 tahun 2020 menjadi Undang-Undang, memberikan wewenang tambahan kepada LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) untuk menjaga kestabilan sistem keuangan. Tidak hanya itu, tabungan milik masyarakat yang disimpan di bank akan tetap aman walaupun di tengah pandemi corona COVID-19.

Dalam situasi krisis seperti ini, kita semua juga dituntut untuk inovatif. Direktur utama Amar Bank Vishal Tulsian menyatakan , “Dalam situasi krisis seperti ini, masyarakat sebaiknya tidak membiarkan mentalitas bias mengontrol keputusan mereka. Bersama-sama kita harus mempersiapkan skenario setelah pandemi Covid-19 ini pulih.
Pengusaha harus mulai berpikir tentang peluang bisnis kedepannya. Para pegawai kantor sebaiknya memanfaatkan masa-masa ini untuk meningkatkan keterampilan mereka berdasarkan kebutuhan pasar.”
Dengan kemajuan teknologi yang ada, akan banyak peluang untuk membuka lini usaha baru ataupun memperluas networking hingga ke luar wilayah domisili untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
Sebagai pekerja, kita juga bisa memanfaatkan waktu ini untuk meningkatkan keterampilan melalui berbagai kursus online dan berbagai jenis pelatihan lainnya, baik yang berbayar ataupun tidak berbayar.

Pengelolaan keuangan di masa pandemi juga bisa dilakukan dengan cara investasi. Bila kamu telah melakukan penghematan dan ingin mengalokasikan dana yang kamu miliki ke investasi yang aman, kamu bisa memilih deposito. Bunga yang miliki deposito menyesuaikan dengan besaran bunga yang dijanjikan oleh bank.
Kamu bisa melirik layanan deposito yang dimiliki oleh Tunaiku yang bernama Tunaiku Invest. Tunaiku Invest memiliki layanan Flex dan Max dengan berbagai keunggulan dan bunga hingga 10 persen per tahun!
Perbedaan layanan Flex dan Max terletak pada masa komitmennya, di mana Flex memberikan bunga 5 persen per tahun tanpa minimal masa komitmen! Jika kamu ingin memperoleh bunga yang lebih besar, kamu bisa menggunakan layanan Max dengan bunga 10 persen per tahun dengan masa komitmen satu tahun. Menarik, bukan?
Opsi kedua yang bisa kamu pilih adalah berinvestasi saham. Penyebaran virus corona COVID-19 membuat sejumlah saham dengan profil risiko yang baik memiliki harga jual yang rendah. Masa pandemi adalah waktu yang tepat bagi para investor yang memiliki tujuan investasi jangka panjang untuk melakukan pembelian saham.


Rabu, 20 Mei 2020

[New post] Angka Kemiskinan Indonesia Bakal Bertambah usai Pandemi Corona

perkasafuturesbpp posted: " KONTAK PERKASA FUTURES - Imbas Pandemi Covid-19, sebanyak 40 persen pelaku usaha mandiri mengalami kemacetan usaha, atau berhenti total. Sementara 52 persen mengalami penurunan pendapatan. Hal ini dibeberkan oleh Peneliti aktif Lembaga Demografi FEB U"

Meski Corona, Bulog Tetap Targetkan Penjualan Rp 32 Triliun di 2020

KONTAK PERKASA FUTURES - Wabah virus corona (Covid-19) yang masuk sejak awal Maret 2020 kini telah menggulingkan banyak kegiatan usaha. Namun demikian, ada beberapa sektor usaha yang tetap dapat bertahan di tengah pandemi ini bahkan permintaannya meningkat, salah satunya Perum Bulog.
Mengacu pada kondisi tersebut, tak sedikit badan usaha penyedia bahan pangan yang tetap mematok target tinggi saat krisis corona. Seperti dilakukan Perum Bulog, yang berambisi meraih angka penjualan Rp 32 triliun pada tahun ini.
Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh mengatakan, angka pencapaian sales tersebut sebenarnya telah turun dibanding target awal. Pihaknya pun memproyeksikan bisa memperoleh angka penjualan sekitar Rp 16 triliun pada semester pertama 2020.
"Target kami tahun ini hampir Rp 32 triliun, awalnya Rp 38 triliun sales kita. Mudah-mudahan pada semester I ini kita bisa mencapai 50 persen," jelas Tri dalam sesi bincang-bincang bersama Antara, Rabu (20/5/2020).
Tri menganggap patokan tersebut cukup realistis, lantaran sejauh ini pencapaian sales Bulogterhitung cukup lumayan. Dia melihat Bulog tetap diberi keberkahan di tengah kesulitan akibat wabah Covid-19 saat ini.
"Alhamdulillah, meskipun perlu tantangan yang luar biasa, perubahan cepat dari sisi manajemen, kesiapan infrastruktur, dan sumber daya. Saya kira ini beberapa hal yang cukup menarik dari bisnis pangan," papar dia.
Secara perhitungan, Tri menyampaikan, kegiatan bisnis Perum Bulog saat ini mayoritas ditopang oleh penyaluran beras yang mencapai 83 persen.
"Kalau kita lihat, yang paling banyak itu 83 persen dari beras, kemudian gula, minyak goreng, tepung, dan komoditi lainnya. Banyak kementerian/lembaga yang banyak memberikan bantuan sosial (dalam bentuk beras)," ujar Tri.
BACA JUGA : 

Rupiah Menguat Efek Ekonomi Global Mulai Menggeliat

Senin, 18 Mei 2020

[New post] Rupiah Menguat ke 14.805 per Dolar AS, Seiring Kabar Penemuan Vaksin Corona

perkasafuturesbpp posted: " PT KONTAK PERKASA FUTURES - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Selasa pekan ini. Rupiah hari ini akan bergerak di kisaran 14.750 per dolar AS hingga 15.000 per dolar AS. Mengutip Bloomberg, Selasa "

Bank Indonesia Masih Punya Peluang Turunkan Bunga Acuan hingga 50 Bps

PT KONTAK PERKASA FUTURES -  Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) sebut Bank Indonesia (BI) masih punya cukup ruang untuk menurunkan suku bunga hingga 50 basis point (bps).
Namun demikian, menurut Direktur Utama LIPPI, Mirza Adityaswara, BI hanya mau menurunkan suku bunga jika positive real policy rate terjaga, atau positif.
"BI kalau mau nurunin bunga, pasti lihat masih punya positive real policy rate apa tidak. Positive real policy rate itu adalah antara BI rate dengan inflasi, karena kalau nggak positif maka dianggap bahwa menanamkan uang di Rupiah itu menjadi kurang benefit karena termakan oleh inflasi," jelasnya, Selasa (19/5/2020).
Sehingga, lanjutnya, jika saat ini BI rate-nya adalah 4,5 persen, sementara inflasi ada di kisaran 2,5 sampai 3 persen, dan jika ekoniomi masih terus melambat, masih ada positive real policy rate sebesar 1,5 persen, dan BI bisa memanfaatkannya untuk menurunkan bunga.
"Kami melihat sekarang dengan positive real policy rate masih ada 1,5 persen, dan mungkin BImasih punya ruang untuk menurunkan bunga 50 basis poin. Tapi apakah akan digunakan ruang itu sekarang, atau akan digunakan nanti bulan Juni atau Juli setelah angka kuartal II PDB keluar," kata Mirza dalam webinar LIPPI.
Sebelumnya, BI telah menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis point (bps) menjadi 4,5 persen dari sebelumnya yakni 4,75 persen.
Hal tersebut sebagai langkah pre-emptive untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi domestik di tengah tertahannya prospek pemulihan ekonomi global sehubungan dengan terjadinya Covid-19.
BACA JUGA : 

Inggris Latih Anjing Pendeteksi Kanker untuk Indentifikasi Virus Corona COVID-19