Selasa, 16 Juni 2020

Rasio Utang Pemerintah Diprediksi Bengkak Jadi 35,88 Persen di 2021

PT KONTAK PERKASA FUTURES  - Pemerintah terus menggelontorkan dana hingga ratusan triliun untuk menangani pandemi Corona, sekaligus untuk menjalankan pemulihan ekonomi. Dampak dari gelontoran dana tersebut membuat rasio utang pemerintah bengkak hingga 35,88 persen.
"Defisit akan berada pada 3,05 persen hingga 4,01 persen terhadap PDB sementara rasioutang akan naik di 33,8 sampai 35,88 persen terhadap PDB," ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Febrio Kacaribu dalam diskusi online, Jakarta, Rabu (17/6/2020).
Sebagai konsekuensi pemulihan ekonomi di 2020 dan 2021 serta penguatan fondasi perekonomian, maka defisit APBN masih relatif tinggi di 2021. Defisit ini akan dikurangi secara bertahap kembali ke disiplin fiskal 3 persen dari PDB paling lambat di 2023.
"Pembiayaan akan dilakukan secara terukur dan dilakukan dengan aman, hati-hati dansustainable agar rasio utang terjaga dalam batas yang aman," jelasnya.
Febrio menambahkan, penarikan utang juga dilakukan untuk menggerakkan ekonomi di tengah pandemi. Selain itu, hal tersebut juga dilakukan dalam rangka mewujudkan keinginan Indonesia keluar dari jebakan negara middle income trap.
"Kebutuhan pembiayaan jangka pendek dan keinginan lepas dari middle income trap menjadi landasan penyusunannya," tandasnya.
Reporter: Anggun P. Situmorang
Sumber: Merdeka.com

BACA JUGA : 

Rupiah Menguat Terdorong Stimulus Infrastruktur AS

[New post] 223 Saham Menghijau, IHSG Dibuka Menguat ke 4.931,95

perkasafuturesbpp posted: " PT KONTAK PERKASA  - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG pada bergerak menguat pada pembukaan perdagangan selasa pekan ini. Sebanyak 223 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Pada awal perdagangan Selas (16/6/2020)"

Harga Minyak Kembali ke USD 60 per Barel pada 2025

PT KONTAK PERKASA  - Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Dwi Soetjipto, mengatakan harga minyak bakal mencapai titik keseimbangan baru yaitu USD 60 per barel, setelah anjloknya harga minyak akibat penurunan permintaan di tengah wabah Covid-19.
"Itu tidak terjadi pada 2021, bukan juga pada 2021," kata Soetjipto seperti dikutip dari Antara, Selasa (16/6/2020).
Setelah mengolah data, kemungkinan titik keseimbangan baru harga minyak tersebut akan terjadi pada 2024 atau 2025.
Ia menjelaskan ada tiga asumsi dasar atas perkiraan titik kesimbangan baru harga minyaktersebut, yang kini terus berfluktuasi akibat wabah Covid-19 yang berdampak pada penurunan permintaan minyak dunia.
Pertama, perhitungan berdasarkan biaya produksi, yang bila harga minyak di bawah USD 30 per barel maka akan banyak perusahaan minyak yang kolaps, kecuali yang memiliki cadangan besar.
Kedua, pembicaraan di Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang mulai memangkas produksi mereka.
Ketiga, analisa-analisa perkiraan harga minyak mentah Brent oleh lembaga riset energi Woodmac, Rystad and Platts.
a mengakui dampak Covid-19 yang menyebabkan harga minyak dunia bergejolak telah menurunkan aktivitas operasional kegiatan usaha hulu minyak dan gas (migas).
Bahkan dia akui ada sejumlah Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) minyak dan gas (migas) yang melakukan penundaan rencana bisnis mereka. Namun, pihaknya terus melakukan komunikasi agar produksi dan lifting minyak tetap terjaga.
"Angkanya yang realistis tahun ini 705 ribu barel per hari, dari target APBN 755 ribu barel per hari," katanya.
Selain itu, dampak Covid-19 dan gejolak harga minyak dunia juga menyebabkan penurunan pemanfaatan migas, penurunan keekonomian lapangan migas, penurunan outlook lifting 2020, dan mundurnya onstream Proyek Marakes dari Kuartal III 2020 menjadi kembali ke rencana awal POD Kuartal I 2020.

BACA JUGA : 

Rupiah Menguat Terdorong Kebijakan Stimulus The Fed

Minggu, 14 Juni 2020

[New post] Ponsel Ilegal Masih Dapat Jaringan Seluler, Ini Komentar Kemkominfo

perkasafuturesbpp posted: " PT KONTAK PERKASA FUTURES - Efektivitas regulasi blokir ponsel ilegal atau Black Market (BM) melalui IMEI dipertanyakan. Indonesia Technology Forum (ITF) mengklaim melalui investigasinya menemukan masih banyak ponsel ilegal di pasar yang mendapatkan jari"

Jual Es Teh Manis di TikTok, Pengusaha Ini Raup Miliaran Rupiah

PT KONTAK PERKASA FUTURES - Es Teh Indonesia sukses meraup keuntungan miliaran rupiah hanya dengan menjual es teh manis. Kesuksesan ini didapat berkat mempromosikannya dalam sebuah video singkat via media sosial TikTok.
Pemilik sekaligus CEO Es Teh Indonesia Haidhar Wurjanto mengungkapkan, video TikTok tersebut menceritakan seputar bisnis es teh manis yang dikembangkannya.
"Jumlah yang menonton video tersebut pun hingga mencapai 3,2 juta penonton," kata Haidhar dalam pesan tertulisnya kepada Liputan6.com, Senin (15/6/2020).
Tak hanya pembeli biasa, Haidhar mengutarakan, produk jualannya bahkan sampai dicari oleh beberapa selebritis meski hanya sekedar es teh manis.
"Heran pada beli. Membuat booth pertama Rp 3 juta dan buka di pameran untuk tes pasar, eh ternyata ramai karena banyak yang suka es teh manis. Saya bingung kenapa pada beli, sebenarnya bisa bikin di rumah kan yak," ungkap dia.
Haidhar bercerita, Es Teh Indonesia kini memiliki tokonya sendiri, kemitraan, serta franchise hingga di luar Pulau Jawa seperti di Medan, Makassar, Jambi, Palu, Mataram, dan kota besar lainnya.
"Intinya jangan anggap remeh ide atau bisnis yang receh. Sekarang cabang Es Teh Indonesia menuju 100 cabang. Karena Es Teh Indonesia berawal dari ide bagaimana produk simpel yang digemari banyak orang menjadi istimewa," ujar Haidhar.
BACA JUGA : 

Rupiah Bergerak Menguat di Awal Pekan

Jumat, 12 Juni 2020

[New post] BPH Migas Ajak UI Optimalkan Dana Operasional Rp 1,3 Triliun

perkasafuturesbpp posted: " PT KONTAK PERKASA FUTURES - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) terus berupaya mengoptimalkan dana yang terakumulasi dari iuran Badan Usaha untuk operasional BPH Migas sebesar Rp 1,3 triliun. Salah satunya adalah melalui kerja sama deng"

Optimisme Konsumen Masih Melemah pada Mei 2020

PT KONTAK PERKASA FUTURES - Optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi nasional masih melemah. Ini terkuak dari survei konsumen Bank Indonesia pada Mei 2020. 
 
BI mencatat Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Mei 2020 sebesar 77,8. Lebih rendah dibandingkan dengan 84,8 pada April 2020. 
 
"Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Mei 2020 sebesar 77,8, lebih rendah dibandingkan dengan 84,8 pada April 2020," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Onny Wijanarko dalam keterangannya, Jumat (12/6/2020).
 
Melemahnya optimisme konsumen terjadi pada seluruh kategori responden. Baik menurut tingkat pengeluaran maupun kategori kelompok usia. 
 
Secara spasial, keyakinan konsumen menurun di 14 kota yang disurvei. Penurunan terdalam di kota Manado, diikuti Mataram dan Ambon.
 
Melemahnya optimisme konsumen terutama disebabkan oleh menurunnya persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini. Penurunan terdalam pada indeks ketersediaan lapangan kerja saat ini. 

Sementara di sisi ekspektasi, konsumen masih relatif optimistis terhadap perkiraan kondisi ekonomi pada 6 bulan mendatang. Meskipun tidak sekuat perkiraan bulan sebelumnya. 
 
Konsumen juga masih cukup optimistis dengan prakiraan ketersediaan lapangan kerja yang membaik dan penghasilan yang meningkat pada 6 bulan mendatang. Hal ini seiring dengan prakiraan meredanya pandemi Covid-19 di Indonesia.

BACA JUGA :