Senin, 20 Juli 2020

Bursa Asia Menguat Didorong Sentimen Positif Uji Coba Vaksin Corona

KONTAK PERKASA FUTURES  - Bursa Asia dibuka menguat pada perdagangan Selasa pekan ini. Kabar positif soal pembuatan vaksin mendorong bursa saham di kawasan Asia melaju di zona hijau.
Mengutip CNBC, Selasa (21/7/2020), Indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,63 persen dan indeks Topix Jepang naik 0,17 persen.
Di Korea Selatan, Indeks Kospi juga menguat 0,94 persen. Sedangkan di Australia, indeks patokan ASX 200 bertambah 0,7 persen.
Perdagangan bursa Asia ini mengikuti kenaikan yang terjadi di bursa Amerika Serikat (AS) atau Wall Street semalam. Pendorong kenaikan Wall Street adalah saham-saham di sektor teknologi.
"Bursa saham mengawali perdagangan dengan positif karena adanya kemajuan pembuatan vaksin yang mendorong optimisme," jelas ekonom senior di ANZ, Felicity Emmett, dalam catatan pagi.
Pfizer dan BioNTech melaporkan data positif awal tentang kandidat vaksin Corona. Kandidat lain dari Universitas Oxford dan AstraZeneca juga menunjukkan respons kekebalan positif dalam percobaan awal.
Pandemi virus corona, yang pertama kali dilaporkan di Tiongkok akhir tahun lalu, telah menginfeksi lebih dari 14,6 juta orang dan menewaskan lebih dari 608 ribu orang.
Dengan adanya kemajuan dari pembuatan vaksin tersebut mendorong bursa di seluruh dunia termasuk juga bursa Asia untuk bergerak di zona positif.

BACA JUGA : 

Ingin Punya Bayaran Besar, Disimak 7 Trik Bernegosiasi soal Gaji

[New post] Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Negatif, Pemerintah Tetap Bersyukur

perkasafuturesbpp posted: " PT KONTAK PERKASA FUTURES - Wabah Covid-19 telah membuat perekonomian di Indonesia dan dunia anjlok. Pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal II 2020 ini diprediksi akan terkontraksi cukup dalam hingga -4 persen. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian"

7 Saran Pengusaha Agar Ekonomi Indonesia Bisa Tumbuh 5,5 Persen di 2021

PT KONTAK PERKASA FUTURES  - Ketua Umum DPD HIPPI (Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia) Provinsi DKI Jakarta Sarman Simanjorang, menyarankan Pemerintah untuk mempercepat pemulihan perekonomian nasional, agar target pertumbuhan ekonomi tahun 2021 dapat tercapai diangka 4,5 -5,5 persen.
"Pelaku usaha berharap agar pemerintah sigap mengantisipasi dampak resesi ekonomi yang akan kita hadapi, pertama bagaimana upaya dan strategi agar pertumbuhan ekonomi kita jangan jatuh (minus) terlalu dalam, syukur-syukur tidak mencapai dua digit," kata Sarman dalam keterangan tertulisnya, Senin (20/7/2020).
Kedua, penting untuk menjaga daya beli masyarakat atau konsumsi rumah tangga tidak turun secara drastis, yang saat ini dilevel 2,84 persen bisa naik diangka 3,5-4 persen. Sehingga mampu menahan pertumbuhan ekonomi tidak jatuh terlalu dalam.
Ketiga, Pemerintah harus menciptakan program padat karya yang sementara menampung para tenaga kerja yang terkena PHK. Keempat, menyediakan modal kerja untuk UMKM, sehingga potensi dan kekuatan UMKM dapat dijadikan benteng dan kekuatan perekonomian nasional, dalam proses pemulihan perekonomian.
"Kelima berbagai kebijakan dan regulasi pemerintah seperti stimulus, dan relaksasi benar-benar berjalan dilapangan untuk membantu pengusaha dapat bertahan selama pandemi covid-19," katanya.
Keenam, mengevaluasi pemberian bantuan sembako menjadi bantuan tunai, untuk menggerakkan konsumsi rumah tangga. Ketujuh mengerakkan semua potensi Kementerian terkait untuk fokus menangani Covid, dan pemulihan perekonomian.
"Yang terakhir segera membentuk Komite Percepatan Pemulihan Perekonomian Nasional (KP3N) atau sejenisnya untuk membantu pemerintah merumuskan dan menyusun blue print berbagai strategi, program, kebijakan yang dibutuhkan sehingga pemulihan perekonomian nasional dapat lebih cepat, dan target pertumbuhan ekonomi tahun 2021 dapat tercapai diangka 4,5 -5,5 persen," pungkasnya.

BACA JUGA : 
Jokowi Mau Bubarkan 18 Lembaga Negara, Ini Bocorannya

Kamis, 16 Juli 2020

[New post] BI Yakin Rupiah Terus Menguat, Ini Faktornya

perkasafuturesbpp posted: " PT KONTAK PERKASA FUTURES - Sebelumnya, Bank Indonesia mencatat nilai tukar Rupiah tetap terkendali sesuai dengan fundamental. Rupiah secara point to point pada triwulan II 2020 mengalami apresiasi 14,42 persen. Penguatan Rupiah dipengaruhi aliran mas"

Rupiah Terus Melemah Dekati Level 15.000 per Dolar AS

PT KONTAK PERKASA FUTURES  - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan Jumat ini. Rupiah melemah karena kekhawatiran akan meluasnya kembali pandemi Corona. Pelemahan rupiah ini terus mendekati level 15.000 per dolar AS.
Mengutip Bloomberg, Jumat (17/7/2020), tupiah dibuka di angka 14.585 per dolar AS, menguat jika dibanding dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.625 per dolar AS. Namun kemudian rupiah melemah ke 14.725 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.585 per dolar AS hingga 14.725 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 6,20 persen.
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.780 per dolar AS, melemah jika dibandingkan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.632 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat bergerak melemah seiring kekhawatiran pasar bahwa pemulihan ekonomi bakal terhambat akibat masih terus meningkatnya kasus positif Covid-19.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat, mengatakan sentimen pasar keuangan pagi ini secara umum masih terlihat negatif.
"Tekanan terjadi di aset-aset berisiko seperti sebagian indeks saham Asia dan sebagian nilai tukar regional yang masih melemah terhadap dolar AS," ujarnya.
Menurut Ariston, kekhawatiran masih belum lepas di pasar keuangan. Memburuknya hubungan AS-China dan terus meningkatnya penularan Covid-19, dikhawatirkan akan menghambat pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung.
Sebelumnya, data-data ekonomi yang dirilis baru-baru ini seperti data PDB China kuartal II 2020 dan data penjualan ritel AS Juni 2020, mengindikasikan ekonomi mulai bertumbuh.
"Sentimen tersebut bisa mendorong pelemahan rupiah hari ini meskipun BI kembali melonggarkan kebijakan moneternya untuk membantu pemulihan ekonomi Indonesia," kata Ariston.
Ia memperkirakan rupiah berpotensi melemah ke arah 14.750 per dolar AS, dengan potensi support di kisaran 14.500 per dolar AS.

BACA JUGA : 

Wall Street Anjlok, Saham-Saham Teknologi Terempas

[New post] Jika PSBB Dijalankan Kembali, Ekonomi Indonesia Minus 2 Persen

perkasafuturesbpp posted: " PT KONTAK PERKASA - World Bank atau Bank Dunia memprediksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 2 persen pada 2020. Angka ini jauh lebih dalam jika dibandingkan dengan proyeksi pemerintah yang ada di kisaran minus 0,4 hingga 1 perse"

Bank Dunia Sebut UU Omnibus Law Bakal Selamatkan Ekonomi Indonesia

PT KONTAK PERKASA - Bank Dunia (World Bank) menyatakan ada 3 kunci untuk kembali membangkitkan ekonomi Indonesia, salah satunya dengan mengesahkan Undang-undang omnibus law.
“Kami melihat reformasi prioritas untuk bisa membangun jalan menuju pemulihan prioritas pertama dalam tantangan kami adalah kita menggalakkan undang-undang omnibus law, sehingga kita bisa meniadakan hambatan sehingga bisa mengundang investasi untuk masuk ke Indonesia,” kata Country Director World Bank Indonesia-Timor  Satu Kahkonen, dalam Indonesia Economic Prospects, Kamis (16/7/2020).
Menurutnya dengan memberikan dan meniadakan hambatan dalam investasi, maka UU omnibus law bisa menjadi sinyal bahwa Indonesia terbuka untuk bisnis.
Namun sebelum kebijakan ini bisa diadopsi, maka penting sekali untuk diatur dan diaudit dengan baik. Sehingga UU Omnibus Law bisa berfungsi dengan efektif.
Kunci reformasi kedua, yakni reformasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menggalakkan investasi Indonesia, yang saat ini masih mengalami kesenjangan besar pada ranah infrastruktur.
“Masih mencapai USD 1,36 triliun, jadi kesenjangan ini masih sangat senjang sekali, tidak serta merta ditutup hanya berdasarkan dana publik, Indonesia harus mampu memobilisasi keuangan dari sektor swasta,” katanya.
Karena BUMN memiliki peran sentral dalam memberikan pelayanan infrastruktur, namun pada saat yang bersamaan juga memberikan efek crowding bagi private sector.
Selain itu, limit fiskal pemerintah juga membuat BUMN beralih pada pembiayaan berbasis utang, alhasil pembiayaan juga masih menghadapi tantangan.
“Oleh karena itu, reformasi BUMN agar menjadi katalis dalam partisipasi sektor swasta  akan menjadi kunci untuk terus menggalakkan upaya dalam ranah infrastruktur,” ujarnya.
Kunci ketiga,  sebagai bentuk prioritas reformasi adalah akselerasi kebijakan pajak. Kata Kahkonen, Slowdown di ranah ekonomi tentu saja akan berdampak pada publik spending, artinya perlu ada belanja prioritas untuk kesehatan publik, bantuan sosial, pendidikan yang sangat diperlukan.
“Namun ini akan menjadi tantangan sendiri bagi credit rating  Indonesia. Oleh karena itu reformasi pajak untuk bisa meningkatkan pendapatan menjadi sangat penting sekali agar bisa memfasilitasi public spending yang sehat. Tidak ada di dunia yang bisa mencapai breket income tinggi apabila tax to rationya hanya 1 digit saja,” pugnkasnya.   

BACA JUGA : 

Kelapa Indonesia Mampu Kalahkan Vietnam di Pasar Thailand